Wednesday, 16 April 2014

Belajar ternak lele secara otodidak.

Februari 2014 melihat tandon air samping rumah yang mangkrak hampir 1 tahun, terbesit dalam hati untuk memanfaatkannya dengan menebarkan ikan lele ke dalamnya. Kebetulan sudah ada beberapa lele di kolam gentong (bak penyimpan air). Semua ikan  saya masukan ke dalam tandon. Al hasil, dalam waktu 3 hari lele  yang dimasukkan pada tandon mati semua. :-(

Saya menduga ada beberapa faktor penyebab lele mati pada tandon air tersebut diantaranya suhu air yang terlalu dingin karena tandon air terbuat dari semen di bawah tanah, dan kondisi air yang tidak pernah diganti serta tidak terkena sinar matahari.

Gagal deh....memanfaatkan tandon untuk ternak lele.

Kalau ikan lele yang agak besar saja mati apalagi bibit ikan yang masih kecil (ukuran 3-4 cm), bagaimana dengan bibit lele yang sudah ada? Karena sudah terlanjur membeli bibit lele sebanyak 200 ekor. Kalau dipaksa dimasukkan dalam tandon 99,99% kemungkinan mati. Dibuang sayang, digoreng terlalu sedikit. Ya..... kembali ke tradisi semula. Semua bibit lele saya masukkan pada gentong dengan kapasitas 120 liter.

Untuk menunjang pertumbuhan dan kesehatan lele tidak lupa saya siapkan pakan pelet, suplemen (probiotik) dan vitamin. Hari berganti hari lele tumbuh dengan baik. Namun menginjak usia 8 hari satu per satu lele berdiri dan mati. 

Sedih bercampur piluh rasanya ditinggal hewan peliharaan.(lebay dot com)

Baiklah saatnya mencari informasi dari “mbah Google” bagaimana sih ternak lele yang baik? 

Dapatlah informasi ternak lele dengan sistem “Center Drain” yang intinya endapan kotoran lele harus dibuang dan dilakukan pergantian air secara berkala. Ketika menjumpai lele berdiri/menggantung,  maka segera buang kotoran yang ada dan tambahkan air baru untuk mengganti air yang ikut terbuang saat pembuangan endapan kotoran. Tampaknya jurus tersebut berhasil, Senang rasanya bisa menyelesaikan masalah lele gantung diri.

Setelah beberapa kali penggantian air, lele tidak lagi memberi hormat/berdiri/gantung diri. Serentak  3 lele mengambang (mati), diikuti keesokan harinya 5 lele mati tanpa pamit.

Tanya lagi ke “mbah Google” apa penyebab lele saya  mati serentak. Al hasil kesimpulan yang dapat saya ambil adalah:
  • ·       Kualitas air. Air yang saya pakai adalah air dari PDAM yang dapat menjadi racun bagi ikan lele. Proses pengendapan air PDAM yang dilakukan masih belum cukup memenuhi syarat untuk penggantian air kolam gentong karena permintaan pergantian air lebih banyak dari ketersediaan air hasil endapan.
  • ·       Jumlah lele yang terlalu banyak. Saat lele masih berukuran 3-4cm mungkin masih belum tampak pengaruhnya, seiring pertumbuhan lele maka kapasista gentong 120L sudah tidak memungkinkan lagi.


OK..lah, anggap saja penyebabnya sudah ditemukan. Lalu solusinya apa?
Ternyata “mbah Google” juga mereferensikan untuk bertanya pada “paman Youtube”.  Dari “panam Youtube” saya mengenal sistem bioflok yang telah diterapkan pada budidaya udang dan diadopsi untuk budidaya ikan lele. 

Baiklah, sudah diputuskan untuk memakai sistem ini.

Karena tidak punya aerator, sementara menggunakan pompa sirkulasi aquarium  untuk aerasi. 
Semoga bermanfaat.



2 comments:

  1. Gan mau tanya itu masalah busa ny yang ampuh gmna solusinya ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada beberapa kemungkinan penyebab air kolam berbusa. Bisa jadi karena sisa kotoran ikan yang tidak terurai dan sisa pakan, ledakan alga / algae blooming karena pemupukan berlebih atau kebanyakan penggunaan katalis plankton atau yang lainnya. Solusinya pun berbeda-beda.

      Cara paling mudah adalah penggantian air baru. Dengan membuang 1/4-1/3 air dasar kolam dan 1/4-1/3 air permukaan.

      Namun selama pakai sistem ini, buih yang ada tidak begitu berpengaruh. Bisa jadi buih itu merupakan hasil dari dekomposisi probiotik.

      Delete