Melanjutkan cerita "Belajar ternak ikan lele secara otodidak" pada postingan sebelumnya, menuntut saya untuk belajar lebih banyak lagi perihal ternak lele.
Dengan kapasitas kolam 120L adalah
berlebihan kalau dipaksa mengisi 200 ekor lele. ya.... demi ikan lele saya buat kolam terpal. Bermodal terpal 2 x 3 m, jadilah kolam terpal dengan ukuran 75x50x180 cm.
Sebelum kolam digunakan, perlu adanya beberapa persiapan. Hari pertama, kolam
saya isi air langsung dari PDAM dan didiamkan selama 24 jam. Hari kedua, saya
tambahkan probiotik sebanyak 3 tutup botol dengan tujuan untuk menumbuhkan plankton. Hari ketiga, saya
tambahkan gula sebagai ganti molase. Hari kelima, mulai
terjadi perubahan warna air kolam (pertumbuhan plankton sudah mulai tampak).
Pemindahan ikan lele dari gentong 120L ke kolam terpal saya lakukan pada hari kesepuluh. Dari 200 ekor bibit yang dimasukkan, berkurang menjadi 173 ekor. Wow....banyak juga yang mati. Keesokan harinya, ikan-ikan pada tidak mau makan. Mungkin stress dengan lingkungan baru, atau cara pemindahannya yang tidak benar. Syukurlah...beberapa hari kemudian ikan sudah pada mau makan.
Hari berganti hari, kelihatannya ternak lele berjalan normal. Tidak ada lagi cerita lele mati. Pemberian pakan dilakukan 4X sehari yaitu jam 9.00, 13.00, 17.00 dan 21.30. Ketika ada kecendurang ikan lele berdiri/hormat/gantung diri, saya tambahkan air baru dari hasil pengendapan air PDAM. Namun ketika mencapai ketinggian maksimal, endapan kotoran dasar kolam dibuang kemudian ditambahkan air baru.
Permasalahan muncul kembali pada saat usia mencapai 1 bulan lebih. Air menjadi bau, meskipun perggantian air dilakukan secara rutin. Memang ikan tidak mati, namun komplain tetangga bisa jadi masalah besar.
Saya teringat kembali tentang ternak lele sistem bioflok. Mudah-mudahan bisa mengatasi masalah bau air kolam.
Hasilnya cukup mengejutkan. Setelah saya gunakan kembali pompa air aquarium yang sudah dimodifikasi agar bisa menghasilkan semburan air ke udara sebagai ganti aerator untuk proses aerasi, dalam waktu 1 hari saja bau sudah hilang. Air kolam pun juga mulai berubah menjadi coklat kemerahan. Sejak saat itu, saya tidak menjumpai lagi adanya ikan mati, menggantung dan air yang bau.
Perkembangan lele setelah 2 bulan.
Ternyata sistem bioflok menjadi solusi yang tepat untuk kolam lele saya.
Semoga bermanfaat.
maaf sebelumnya , boleh minta fotonya / gambar kolam dan pompanya bagaimana ...
ReplyDeletethank atas infonya sangat bermanfaat. tgyns@yahoo.com
Maaf, sekarang sudah ganti pakai tong plastik/gentong plastik mas.
DeleteThx mas artikelnya jadi ikan lele sy ga gampang mati lagi seperti dulu
ReplyDeleteSama-sama, semoga makin banyak.
DeleteSangat membantu sekali,Saya berterima kasih,klo bisa kasih gambar nya mas biar lebih membantu lagi,terima kasih
ReplyDeleteSetelah saya cari-cari lagi dapat 1 gambar saja. Sdh saya perbarui. Thx
DeletePembentukan media(air) menggunakan probiotik + molasse saja? kemudian untuk perawatan air nya sampe panen apakah sama perlakukannya mas? mohon info nya.. tks
ReplyDeletebyond70@gmail.com
Iya.. sama. seminggu sekali dikasih probiotik +molase.
DeleteBoleh minta no hp nya mas, buat tanya2??? by email ke byond70@gmail.com untuk mohon pencerahannya.. :) ..... krn sya baru mulai ternak lele dgn drum plastik, tp tiap 3 hari air bau trs dan gonta ganti..
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
DeleteWA:085 855 566 467
DeleteProbiotiknya pake apa mas?
ReplyDeleteBisa gunakan probiotik yang sdh umum dijual di toko peternakan yang khusus ikan.
ReplyDeleteMas endro.dosis probiotik untuk tong plastik 200lter...brpa bnyk ya..lele sya umur 2bln..2hri air jdi lebih cpat bau...mhon solusinya...
ReplyDelete